Renon Food Center?


Bagi masyarakat yang tinggal dikota Denpasar, mendengar kata Renon mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga mereka. Wilayah yang berada diarah tenggara pusat kota Denpasar di jalan Gajah Mada Denpasar ini merupakan tempat berkantornya bapak gubernur kita. Para utusan rakyat yang bertugas sebagai perpanjangan tangan dari rakyat untuk menyampaikan aspirasi dari rakyat juga berkantor disana. Disamping dua kantor yang berdiri megah diatas tanah ber hektar-hektar itu juga masih banyak berdiri gedung-gedung megah sebagai tempat ngantornya para PeeNeS alias pegawai negeri sipil pemprov Bali dan pegawai negeri sipil pemerintah pusat yang berada di daerah. Dan malahan wilayah atau kawasan yang masih sejuk meskipun berada ditengah-tengah kota karena dikiri kanan jalan ditumbuhi oleh pohon-pohon yang rindang ini sempat direncanakan menjadi pusat pemerintahan pemerintah provinsi Bali atau disebut dengan istilah civic center pemerintahan pemprov Bali atau kalo mengambil istilah orang sono namanya Renon Civic Center. Semua instansi pemerintah provinsi Bali direncanakan akan dipusatkan di kawasan yang juga memiliki obyek wisata monumen bajra sandhi ini. Disamping itu kawasan Renon ini juga dilengkapi dengan lapangan olah raga yang hampir setiap pagi dan sore dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berolahraga dan sebagai taman kota.

Seiring perjalanan waktu wacana yang sudah mantap didengung-dengungkan itu perlahan mulai tidak ada kejelasan, Semakin hari bangunan-bangunan semi permanen maupun bangunan-bangunan mewah yang digunakan sebagai tempat bisnis kini banyak bermunculan disana. Kawasan kantor pemerintahan dan tempat bisnis kini sudah berbaur menjadi satu. Banyak pedagang mulai dari yang kelas paling rendah seperti PeKaEL alias pedagang kali lima sampai yang kelas paling tinggipun seperti restoran-restoran banyak bermunculan disana. Kalo pingin sekedar jalan-jalan dengan pasangan tanpa harus mengeluarkan uang yang banyak kita bisa mengunjungi pedagang jagung disana, mulai dari sore hari sampai malam hari pedagang jagung selalu menghiasi pinggir-pinggir jalan kawasan ini, Kalo pingin menjamu rekan bisnis atau pingin melakukan meeting semi formal sampai yang sangat gawatpun dengan rekan kerja kita bisa mengunjungi restoran-restoran yang berkelas disana. Atau bila kita pingin menikmati makan malam santai sambil dihibur oleh alunan berbagai jenis musik juga sudah ada tempatnya
disana. Hampir semua kebutuhan mulai dari untuk memenuhi isi perut sampai tempat untuk melepaskan setres ada disana.

Kalo kita lihat arah pembangunan kawasan renon sekarang, menurut pandangan subyektif saya sudah melenceng dari rencana awal. Menurut saya tidak ada salahnya banyak bermunculan rumah makan atau rumah mewah disana (saya juga jadi gampang untuk mencari tempat makan kalo sewaktu-waktu perut lapar), tp harus sesuai dengan arah dan kebijakan pembangunan jangka panjang. Katanya mau menjadikan pusat pemerintahan, tapi yang banyak bermunculan koq malah rumah makan kelas elite sih?? jangan-jangan ada batu dibalik udang nih?? (artinya apaan yah??)

Pemerintah sebagai penentu kebijakan perlu untuk mengkaji lagi rencana yang sudah berjalan menuju ke arah yang lebih jelas. Disepanjang kiri kanan jalan dikawasan renon kini sudah padat dipenuhi oleh pedagang kaki lima, dan restoran pun kini sudah banyak bermunculan seperti cendawan tumbuh dimusim hujan.(ini apa karena orang Bali lebih suka makan ketimbang bekerja ya, sehingga orang asing banyak menanamkan modalnya untuk mendirikan rumah makan). Kapanpun kita membutuhkan makanan kita tinggal menuju ke kawasan Renon, dan disana sudah ada beraneka macam pilihan makanan sesuai dengan selera kita masing-masing (tentunya dengan membawa uang yang cukup dong, kan ga mungkin gratis kan..!!). Bila hal ini tidak mendapat perhatian dari pemerintah mungkin lima tahun kedepan kawasan renon sudah akan berubah menjadi pusat pedagang makanan. Kalo hal ini terus berjalan mungkin rencana untuk menjadikan renon sebagai civic center pemerintahan pemprov Bali perlu dirubah menjadi Renon Food Center kali ya??

10 tanggapan untuk “Renon Food Center?”

  1. ya..nanti mirip dah ama lapangan banteng wwkwkwkkkkkkkkk
    syukur-syukur jadi senayannya Denpasar.
    tapi saya ga percaya kalau renon jadi fut senter klo blom ada traktiran nich :mrgreen:

    “itu sih wacana dari bapak-bapak kita ha,tapi beda dengan kenyataannya.kalo saya sih mau jadi civic center ato jadi food center asik2 aja tuh kayaknya.asal arahnya jelas” πŸ˜†

    Suka

  2. habis pemerintahnya udah dapat duit duluan sih buat ngeluarin IMB nya, ato mungkin untuk yang sekelas pekael ga ditindak tegas, jadi ya makin rame deh disana ama pedagang elit dan non elit :mrgreen:

    “duit selalu bikin orang lupa segalanya ya dek, memang sih agak dilematis untuk menghilangkan pekael disana.disatu sisi pemerintah ingin menertibkan pekael yang berjualan dimana-mana,tetapi disi lain pemerintah belum menyediakan tempat untuk mereka jualan.mereka butuh makan juga kan…!!”

    Suka

  3. Wah kalo ada data tata ruangnya nih kayaknya lebih asyik Bli! Btw, nice posting!

    “kalo data tata ruang memang saya ngga ada bli..,saya nulis ini hanya berdasarkan issue yang beredar di masyarakat,sehingga saya masukkan dalam kategori opini bli”

    Suka

  4. Circle K juga buka gerai di depan lapangan Renon. Mungkin maksudnya agar wakil rakyat dan pemerintah kita nggak jauh jauh untuk cari makan. 😦

    “gitu kali ya dok, biar bapak2 kita ga jauh2 nyari “MAKAN”.makanya ijin sangat gampang dikeluarkan” πŸ‘Ώ

    Suka

  5. beneran tuh Bli, kayaknya sekarang wilayah Renon berubah menjadi Food Center, mungkin untuk memudahkan para pegawai disekitarnya untuk mencari tempat makan, dan mungkin juga untuk memperkecil korupsi waktu makan siang hehehehehe πŸ˜€

    “itulah yang saya lihat sekarang mbok…,kantor sama pedagang udah nyampur..pur…pur”

    Suka

  6. pake sistem kupon makannya. jadi bapak2 eksekutif dapat kemudahan.

    “ntar bapak2 kita keenakan pake kupun nanti mbok,jadi kerjanya cuma makan aja,ga ingat ngurusin rakyat.” πŸ˜†

    Suka

  7. ya tuh. memang aneh. PKL seringnya cuma diuber2 tanpa ada solusi yg bagus. tp menurutku yg di renon, terutama di deket gereja itu, sudah tertata kok. cuma perlu diperhatiin lg biar mrk lbh peduli lingkungan. misal nyediain tempat sampah dan ga buang air seenaknya ke selokan dst.

    “betul bos,dikejar2 tapi ngga dikasi solusi,dilematis memang..,trus kalo dekat gereja ama yang di sebelah baratnya itu juga,pedagangnya juga sering buang sampah sembarangan..,udah di sediain tempat harusnya kebersihan lingkungan juga dijaga dong.!”

    Suka

  8. doh lama ndak maen ke renon puk… coba ah.. rumah makan d’coz tuh katanya murah ya… hehehehehehe

    “katanya sih…,tp saya belum pernah nyoba tuh.mau dong ditraktir?” πŸ˜†

    Suka

  9. saya ga pernah makan di renon nok bli. mahal – mahal sekali. saya kelasne mie ayam 2000an di jalan nusa kambangan gen. maklum nak lacur πŸ™‚

    “patuh bli…,rage masi nak lacur ne….
    tp biasa ko makan di renon,kanggoang meli jagung gen…wuekekekkek”
    πŸ˜†

    Suka

Tinggalkan komentar