Baik buruknya perkembangan mental seorang anak tidak terlepas dari peranan sang pengasuh. Ayah dan Ibu selaku orang tua mempunyai peranan penting dalam membentuk watak dan karakter seorang anak.Anak dimasa pertumbuhan memerlukan perhatian dan bimbingan dari orang tua,karena dimasa pertumbuhan atau masa berkembang anak cenderung suka meniru apa yang dilihat maupun yang didengar.Anak2 lebih banyak memakai otak kiri atau yang biasa disebut otak yang berkaitan dengan kreatifitas dan hampir jarang memakai otak kanan atau otak yang dipakai untuk berpikir (kalo ga salah lo ya!!,kalo salah tanyain ama blog dokter aja ya). 😆 Sehingga apa saja yang dilihat atau didengar oleh sang anak yang menurut mereka menarik biasanya akan selalu ditiru.Tak perduli itu berdampak baik atau buruk bagi mereka.Sering kita dengar anak2 jaman sekarang sudah bisa berkata kata kasar kepada orang tua atau kadang bertingkah laku yang sudah seperti orang dewasa meskipun umur mereka masih dibawah sepuluh tahun.Ini semua semata-mata karena anak tersebut sering diajarkan sesuatu yang salah atau mendengar dari lingkungan luar yang salah.Maka dari itu disinilah fungsi dan peranan sang pengasuh sangat dibutuhkan.
Untuk orang tua yang memiliki pekerjaan atau istilah kerennya berkarier yang notabene tidak memiliki waktu banyak untuk mengasuh anak2nya biasanya peran tersebut digantikan oleh seorang pengasuh anak atau baby sitter.Dari mulai baru bangun pagi sampai tidur malam semua diurus oleh baby sitter.Dan bahkan karena orang tua terlalu sibuk dan semua urusan anak diserahkan kepada baby sitter kadang anak malah lebih dekat sama pengasuhnya daripada sama orang tua mereka sendiri.Disinilah dibutuhkan peranan orang tua untuk selalu menyempatkan diri untuk memonitor perkembangan anak2nya sendiri dan tidak hanya mengejar materi semata meskipun kadang orang tua sering berdalih mencari uang untuk memenuhi kebutuhan sang anak. Tapi kalo anak tidak pernah mendapat perhatian dari orang tua percuma juga kan.!! Bisa2 anaknya nanti menjadi anak pembantu dong. wuakakakak.
Tapi bagaimana kalo peranan sang pengasuh itu digantikan oleh permainan elektronik atau lebih dikenal nama video game?? Gimana jadinya perkembangan mental seorang anak yang tumbuh dan berkembang didalam dunia maya??Dijaman yang sudah semakin modern mungkin kita sudah jarang melihat permainan “gobak sodor”,”permainan engklek”,”permainan egrang”ataupun permainan tradisonal yang lainnya.Sepertinya permainan tersebut perlahan-lahan sudah mulai hilang dimakan jaman dan sudah digantikan oleh permainan elektronik mulai dari Game boy, Nintendo,sampai sekarang yang terkenal adalah Play Station.Karena tidak mau melihat anaknya bermain2 ditempat yang kotor2 atau biar dibilang modern tak jarang orang tua jaman sekarang mengambil alternatif ini untuk membahagiakan anaknya,dan tidak mau memberikan ruang gerak kepada anaknya untuk berinteraksi dengan lingkungannya.Untuk menyenangkan sang anak orang tua yang berkecukupan biasanya mereka selalu memberi hadiah sebuah video game atau permainan elektronik yang lain supaya anaknya tidak rewel dan bisa tenang ditinggal dirumah dan orang tua bisa melaksanakan aktivitasnya tanpa ada gangguan dari anak2 mereka.Apakah cara seperti itu bisa mendidik anak2?
Anak yang tumbuh dan berkembang didalam dunia maya cenderung memiki mental yang tidak peka, mereka lebih asyik menikmati kesehariannya dengan teman elektroniknya,dan kadang menjadi anak temperamental.Dan mungkin dampak terburuk bisa membuat anak menjadi seperti autis.Karena kesehariannya terlalu sering bermain-main dengan mesin dan hampir jarang berinteraksi dengan dunia nyata dan permainan yang banyak diminati oleh anak2pun rata2 jenis pertarungan ataupun perang2an sehingga perkembangan anak itu kadang menjadi tidak normal dan banyak dari anak2 itu seperti menjadi hidup didalam dunia khayal.Mereka menjadi lebih banyak meniru adegan2 dalam permainan itu dibandingkan dengan melakukan permainan2 yang seharusnya dinikmati oleh masa kanak2nya mereka.Dan mereka menjadi tidak tanggap dengan lingkungannya.Banyak kejadian dimasyarakat anak yang lebih banyak menikmati permainan video game menjadi anak yang minder dan susah bergaul dengan orang lain dibandingkan dengan anak yang sudah biasa bermain2 dengan lingkungan sekitar (alam).Biasanya Anak2 yang lebih senang menikmati permainan dengan dunia nyata akan tumbuh menjadi anak yang mudah bergaul dan gampang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Ditengah gempuran arus modernisasi sekarang ini,permainan elektronik mungkin bisa memberikan sesuatu yang positif bagi anak2, dimana mereka bisa mengenal perkembangan teknologi lebih dini karena tidak bisa dipungkiri dijaman high tech seperti sekarang ini segala sesuatu semua berhubungan dengan teknologi elektronik.Tetapi kita juga jangan sampai lupa akan dampak negatif dari perkembangan dunia teknologi tersebut terhadap perkembangan watak dan mental anak2 kita.Karena bagaimanapun kita semua tentunya tidak menginginkan anak2 kita menjadi salah asuhan dan menjadi bumerang hanya karena pengaruh dari perkembangan teknologi itu sendiri.
mana yang lebih parah bli, TV atao video game?
SukaSuka
kembali ke orang tuanya masing2 bli.. kalau mereka tegas membatasi anak2nya bermain PS,game boy dsb saya kira ndak masalah… namun kalau kebablasan yah… mau gimana lagi… ❓
SukaSuka
agak terbalik nih, otak kanan yang buat kreatifitas, otak kiri yang buat kecerdasan. Otak kanan ini misalnya untuk kemampuan komunikasi, bicara, bernyanyi, seni gerak, seni lukis dan semacamnya deh.Sedangkan otak kiri biasa diidentikkan dengan kecerdasan analitik, contohnya kemampuan menyelesaikan soal matematika dan hal-hal yang kompleks yang ada itung-itungan detailnya. nah, sebenarnya keduanya bisa dibentuk sejak anak katanya dengan membuatnya belajar besama-sama. Ada konsep entertain to educate, belajar sambil bermain, bisa diterapkan. tidak ada masalah anak main video game atau PS yang membuatnya menjadi senang, sekarang tinggal pilihkan saja kasetnya yang ada analisis dan main strategi deh. PS yang memecahkan misteri, adu stragegi ringan dan strategi olahraga bisa jadi pilihan. cuma satu saja, jangan berlama-lama, karena disamping bisa bikin kecanduan sehingga prioritas dirinya berubah mengutamakan PS, juga bisa mengganggu visus (daya tajam) penglihatannya.
SukaSuka
Devari: Kalo masalah lebih parah saya rasa ga ada yg lebih atau kurang bli,skrg tergantung intensitasnya dan kualitasnya aja.
Ick:Betul bro..,semua yg berlebihan itu keknya ga bagus deh…
Dr Oka: Tengkyu koreksinya dok..,
aku yg salah..aku yg salah…(eko patrio mode on*). 😆
SukaSuka
Saya ingin menambahkan bahwa efek samping dari Video Games katanya bisa menyebabkan tremor pada anak (saya bacanya di tabloid gaya idup sehat) kalo terlalu sering main video games, terutama untuk game yang memerlukan kecepatan tangan seperti game King of Fighter dan sejenisnya
oh ya selain video games, internet juga membuat orang enggan bersosialisasi lo (ini kata pengamat 🙂 )
SukaSuka
Duh mudah2 saya ga jadi ortu kaya gitu deh..kasian anaknya, meskipun kerja, tapi klo libur(kebetulan sabtu minggu saya libur) waktu saya habiskan hanya untuk anak saya dan dia juga tau klo itu hari untuk dia, klo pun saya terpaksa kerja dihari libur saya bawa dia+pengasuhnya, tontonan tv juga hanya acara untuk anak kecil.
SukaSuka
Well, kalo menurut saya ortu harus sangat berperan disini. Ambil contoh nyata yaitu saya sendiri. (^-^)v
Pas smp slalu maen ps ampe ga karuan, ga inget jam. Nah, pas waktunya saya harus ngerjain kerjaan rumah, belajar, ortu langsung men-off tu ps. Plus segambreng jeweran dikuping karena ngamuk2 dimatiin psnya.
Jadi, harus ada ketegasan. Jangan lembek sama anak. Banyak kondisi anak dimanja jadi ngelunjak, jadi manja terus ampe gede.
*bukan curhat*
ps: ady gondronk kalo dibotakin namanya adi botak? 😀
SukaSuka
apa2 yang serba terlalu memang nggak bagus ya, aku lebih suka liat anak2 tetangga bermain di luaran, di sawah, di ladang, deket hutan, bergerak bebas, sekalian mengenal alam
SukaSuka
Bener nich, saya sendiri ngalamin punya anak 3 th sudah biasa main Air strike, Luxor dan demonstar…please help kalau berefek negatif!
SukaSuka
Penyu: Sesuatu yg kita lakukan itu pasti ada efek positif dan negatifnya ya bos,kalo sudah berlebihan pasti menjadi bahaya.
berlama2 didepan internet juga bisa menyebabkan kanker kan..!!
(kantong kering). 😆 uang habis dipakai bayar tagihan atau buat bayar di warnetnya.kekekekekek
Widi: Wah..,ini dia nih Ortu yang baek,patut dicontoh tuh.
Bul Gombal Gambul: Tepat sekali bro.top margotop deh..
Kalo ady gondronk dibotakin ya jadi ady aja bro,kan gondronknya udah hilang,trus kalo Bul Gombal Gambul pasti sering ngegombal kan..!! 😆
Elys Welt: Sama mba..,saya juga lebih senang kalo bermain2 di alam bebas daripada di ruangan,kecuali kalo maen kuda2an pilih di ruangan aja deh.wuekekekek. 😆
Artana: Pahlawan bertopeng segera datang menolong.. (*terbang menuju korban). 😆
SukaSuka
semua itu sebenarnya baik asal proporsional dan sesuai dengan usia…
SukaSuka
waduh klo malah begono mah tergantung
ortu aja deh
SukaSuka
wahh.. entar kl punya anak
kirim kekampung ahh…
hi.hi.hii
jadi ngeri…
SukaSuka
@ yanuar
wah udah persiapan dari sekarang ya bli????
SukaSuka
Gozan, Arya, Yanuar, Ekads:
Semua tergantung sih…
tergantung di dahan pohon..wuekekekek. 😆
SukaSuka
Saya malah ngajarkan anak saya untuk kenal Komputer dengan game, malah sekarang yang paling kecil umur 3 tahun sudah bisa pilih game yang dia mau, cara start game selain menghidup dan matikan komputer dengan pilih start terus pilih menu shutdown, tunggu ilang semua gambar baru dia minta dicabut kabel setrumnya.
Jadi bisa juga ke arah positip terutama game di komputer sebagai daya tarik atau pikat awal anak-anak kita untuk memahami dunia komputer.
SukaSuka
Iya bos, saya udah kena kanker gara2 internet ni, help me !!!!
SukaSuka
game sekarang banyak yang memunculkan kekerasan, intrik kecurangan, dan sebagian games populer dari filmnya ada versi pornonya juga.hati-hati saja deh.
SukaSuka
D2: Wahhh…hebat nih anaknya bli D2,ntar besar bisa ngalahin Bill Gate dong…. 😆
Penyu: Super hero siap membantu….(obatnya cukup kurangi internetan ga penting.)
Dr Oka: Betul dok…,(pesen Bang Napi: Waspadalah….Waspadalah….)
SukaSuka
Wahhh cara yang baru yang musti dikembangkan nih 😀
SukaSuka
milu sik komen dini nah
I Lope Video Games
SukaSuka
dulu waktu kecil saya ndak dibeliin video game, jadi ya kanggoan main layangan.
SukaSuka
positif negatifnya kembali ke orangtuanya juga saya kira. Kalau pengawasannya bagus, saya kira ga masalah sih! Cuman kalo kebanyakan ya ga baik juga… 😀 Keto asane bli!
SukaSuka
Gelandangan:
Asal jangan para gelandangan aja banyak yg berkembang ya bli.
Speqlen: Aelupyu…muaahh…muaahh…muaahh…wuekekekek.
Yudi:
Pasti sekarang bli yudi item ya,abis dulu kebanyakan maen layangin sih.wuahahahaha. 😆
Suryawan:
Beneh sajan nto bli…
SukaSuka
Video games, kalau sudah kecanduan memang akan jadi virus yag bikin kita gak produktif. Gak cuman anak-anak. Orang tua juga…:D
SukaSuka
Yudhabs: Hah…?? Udah kecanduan ga produktif lagi.saya paling takut kalo ga produktif..wuekekekek. 😆
SukaSuka
kan mau membudayakan kapitalis…Jadi manusia individualis lah yang akan dikembangkan…Dari anak2 lah targetnya..Sayangnya anak muda juga banyak yang keranjingan..SAmpai mengesampingkan kuliah..Parah bangsa konsumen ini…
SukaSuka
yah, sekarang orang tua yang harus bisa mendidik dan mendampingi anaknya….
SukaSuka
Proletarman, Suryacx:
Kalo kita ga bisa untuk memfilter budaya yang masuk dan masih tetap konsumtif,saya rasa candu Jepang ini lambat laun akan merusak budaya ketimuran kita…
Sekarang tinggal orang tua aja…mau pilih cara seperti apa..
SukaSuka
atau suruh aja merek ngeblog. paang sing belog. 😀
“setubuh bli….,eh salah. setuju maksudnya.” 😆
SukaSuka
aku ga suka pidio gem..
soalnya ga bisa maen,
pasti kalah mulu ama tuch mesin
“sama ha..,emang ga bakat kali ya….
kalo maen kuda2an sih suka….
wuekekekek.” 😆
SukaSuka
Hidup mainan Indonesia………….
SukaSuka
Indra1082: “Wah…,kalo mainannya hidup nanti malah jadi robot dong..wuekekekekek.” 😆
SukaSuka
ya kalau dah selesai main game mau belajar kalau kagak bisa2 pusing 7 keliling nehh 😀
btw balinya daerah mana neh bli …
salam kenal
SukaSuka
antara sinetron televisi, audisi konyol, games kekerasan dan peran pembantu. efeknya sama… menjauhkan anak dari ortunya. 🙂
SukaSuka
Mastal: “Salam kenal juga bro,Saya aslinya Tabanan,tp tinggalnya di Denpasar”.
Pande Baik: “Bener juga bli,tp kalopun itu harus terjadi mestinya intensitasnya juga harus diatur supaya ortu juga bisa memperhatikan perkembangan anaknya secara langsung.yang namanya berlebihan selalu ga baik menurut saya.”
SukaSuka
Halo…bli Ady…posting lagi dong,hehe
Oya ini mampir sekalian mau minta tolong membantu info tentang ada lomba blog remaja yang diselenggarakan oleh KISARA PKBI Bali, didukung oleh Bali Youth Foundation, Bali Blogger Community (BBC), alebengong.net, 28sign.com,bluebrainer.com dan BaliFM. Thks. Info bisa diclick di http://remajabali.wordpress.com/lomba-blog-remaja-2008/
SukaSuka
Remaja Bali:
Hehehe..,jadi malu…udah lama ga menghiasi rumahku dengan interior yg baru2 lagi.Ide tulisan sih selalu ada,tp waktu untuk menulisnya itu yg ga sempat,sok sibuk gitu deh. 😆
Untuk permintaannya segera mungkin akan dilaksanakan komandan.
SukaSuka
Hello,
Salam kenal ya.
Kalau kamu suka futsal (indoor soccer), kamu bisa ajak teman-teman kamu nongkrong dan maen futsal di The Arena Futsal Club.
atau kamu visit ke http://thearenafutsalclub.googlepages.com atau http://thearenafutsal.blogspot.com
Stay Healthy with Futsal, Say NO to DRUGS.
Salam Sukses
Titip ikutan masukin web atau blog The Arena Futsal Club di Nyama Braya ya. Thanks.
Ntar Kalo dah dimasukin tolong isi shutbox-nya di web The Arena Futsal Club.
Kita tukar links ya. Buat yang lain juga boleh. Tankx again.
SukaSuka
ya aku setuju. mungkin sih tergantung ortu dan anak. kalau ortu dpat membagi antara pekerjaan dan dirumah. saat di rumah selalu dekat dng anak dan memperhatikannya. dan anak di latih terbuka sehingga setiap ada masalah ortu tau.dan anak harus di perhatikan antara belajar,bermain dan bergaul. sehingga anak hidupnya jadi seimbang dan maju..maju anak indonesia..
Manstaps bli…..
SukaSuka